Beranda | Berita Utama | White Crime | Cyber Crime | EkBis | Opini | INDEX Berita
Eksekutif | Legislatif | Gaya Hidup | Selebriti | Nusantara | Internasional | Lingkungan
Politik | Pemilu | Peradilan | Perdata| Pidana | Reskrim
Selebriti    
PKS
Usul Raffi Ahmad Capres 2024, PKS Sedang Berusaha Mengubah Citra sebagai Partai Tengah
2022-05-30 11:59:47
 

Artis Raffi Ahmad.(Foto: Istimewa)
 
JAKARTA, Berita HUKUM - Munculnya nama artis Raffi Ahmad yang diusulkan Ketua DPP PKS Zulkieflimansyah sebagai kandidat calon presiden 2024 merupakan bagian strategi untuk menarik perhatian publik.

"Figur Raffi Ahmad termasuk selebritis papan atas Indonesia, tentunya memiliki penggemar sangat banyak. Masuknya nama Raffi Ahmad akan membuat citra PKS semakin terangkat ke publik," kata pengamat politik Universitas Singaperbangsa (Unsika) Karawang, Gili Argenti diberitakan Kantor Berita RMOLJabar, Senin (30/5).

Di sisi lain, dia melihat langkah tersebut memberi sinya bila PKS sedang melakukan perubahan. Pasalnya, Raffi Ahmad bukan kader PKS, tapi bisa masuk dan diwacanakan sebagai capres di internal PKS.

Padahal selama ini PKS dikenal sebagai salah satu partai dengan warna ideologis dan disiplin tinggi kadernya.

"Menariknya wacana ini disuarakan bukan oleh kader PKS sembarangan, tetapi sudah memiliki reputasi dan pengaruh besar di dalam partai. PKS sedang berusaha keras mengubah citra sebagai partai tengah yang mampu menaungi semua segmentasi dan keragaman di tengah masyarakat," lanjut Gili.

Menurutnya, wacana pencapresan Raffi Ahmad semakin memperkuat kesan bahwa partai ini tidak lagi menjadi wadah bagi para pemilih muslim konservatif dan muslim perkotaan saja.

"Tetapi menjadi rumah besar bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Intinya ingin menambah dan memperluas ceruk pemilih lebih besar," tegasnya.

Masih kata Gili, wacana petinggi mengusung Raffi Ahmad jadi Capres adalah dinamika berdemokrasi di internal PKS. Namun demikian, ia meyakini keputusan akhir ada di tangan Majelis Syuro.

"Wajar jika ada kader meraka mewacanakan figuritas atau ketokohan seseorang. Terpenting ketika Majelis Syuro sudah menetapkan siapa akan diusung PKS sebagai Capres-Cawpres nanti di Pemilu 2024, semua kadernya mentaati," pungkasnya.

Sementara, Ketua Badan Pembinaan Kepemimpinan Daerah DPP PKS Zulkieflimansyah mengungkapkan Raffi Ahmad pantas dicalonkan partainya untuk Pilpres 2024 daripada Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Majelis Syura PKS menganggap pernyataan Zulkieflimansyah hanya canda.
"Itu hanya candaan saja," kata Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW) kepada wartawan, Sabtu (28/5).

HNW menjelaskan, di kalangan internal PKS, ada mekanisme baku penentuan capres. Terkait capres 2024 yang bakal dicalonkan PKS dibahas dan diputuskan oleh lembaga tertingginya, yaitu Majelis Syura PKS.

"Di PKS ada mekanisme baku sesuai AD/ART-nya. Soal capres dibahas dan diputuskan oleh lembaga tertingginya, yaitu Majelis Syura. Dan sampai sekarang keputusan Majelis Syura masih bagaimana menyukseskan Ketua Majelis Syura Dr Salim Al Jufri sebagai tokoh nasional," ujar HNW.

Karena itu, menurut HNW, pernyataan Zulkieflimansyah soal Raffi Ahmad pantas jadi capres 2024 bukan pertanyaan resmi PKS. PKS belum menentukan sosok jagoan mereka pada tahun politik 2024.

"Juga keputusan agar maksimal mewujudkan PKS sebagai partai yang berkhidmat untuk bangsa dan negara. Belum ada keputusan soal nama capres. Apalagi KPU juga belum membuka pendaftaran capres, yang baru akan dibuka pada tahun depan, 2023," imbuhnya.

Zulkieflimansyah lalu bercerita, dari obrolan kepala daerah PKS, siapa yang pantas dicalonkan pada Pilpres 2024. Tercetuslah nama Raffi Ahmad karena masih muda dan memberikan pemikiran yang baru.

"Negeri ini butuh cara berpikir baru. Karena tantangan ke depan benar-benar baru dan menantang. Ternyata, dari ngomong-ngomong informal dengan kepala-kepala daerah PKS ini, kalau ditanya siapa yang pantas dicalonkan PKS di Pilpres 2024, yang muncul bukanlah Anies Baswedan, Ganjar, dan Prabowo, tapi sosok muda seperti Raffi Ahmad," ujarnya.

"Menarik ini," sambung Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.(detik/RMOL/bh/sya)



 
   Berita Terkait >
 
 
 
ads1

  Berita Utama
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan

Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah

Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua

 

ads2

  Berita Terkini
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?

5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu

Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur

Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket

Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami

ads3
 
PT. Zafa Mediatama Indonesia
Kantor Redaksi
Jl. Fatmawati Raya No 47D Lt.2
Cilandak - Jakarta Selatan 12410
Telp : +62 21 7493148
+62 85100405359

info@beritahukum.com
 
Beranda | Tentang Kami | Partner | Disclaimer | Mobile
 
  Copyright 2011 @ BeritaHUKUM.com | V2